Radiobintangtenggara.com, JEMBER – Disrtribusi tenaga kerja yang terjadi di kabupaten Jember hampir selalu disertai dengan peningkatan jumlah pengangguran. Hal itu menunjukan bahwa pasar tenaga kerja di kabupaten Jember belum mampu menyediakan lapangan kerja yang memadai bagi tenaga kerja.
Demikian analisis yang disampaikan Akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Jember (Unej) Aditya Wardhono dalam acara sosialisasi hasil Sensus Ekonomi 2016 yang diadakan Badan Pusat Statistik (BPS) Jember. Rabu, (12/07)
Menurut Aditya, Kabupaten Jember mendominasi untuk jumlah tenaga kerja sektor pertambangan dan penggalian. Data Sensus ekonomi 2016 sektor itu mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3.428 orang dengan didukung 1.940 unit usaha.
Namun demikian untuk industri pengolahan, Jember masih dibawah kabupaten Banyuwangi. Sedangkan disektor listrik, gas dan air, kabupaten Jember juga terlampaui oleh kota Probolinggo yang memiliki 69 unit usaha.
Baca. Anomali Cuaca, Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jember
“Banyaknya unit usaha di Probolinggo karena adanya perusahaan listrik seperti PLTU yang berada di kota itu,” katanya.
Aditya menambahkan, pada sektor hilir perdagangan besar dan eceran Kabupaten Jember juga menempati posisi tertinggi dibanding kabupaten atau kota lain se-karesidenan Besuki.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan serapan tenaga kerja mencapai 192.700 orang. Banyaknya tenaga kerja yang mampu terserap pada sektor itu.
“Ini dapat menjadi modal untuk memicu perbaikan ekonomi dan menurunkan angka pengangguran di kabupaten Jember,” ujarnya.
SUPIANIK